Jakarta dikenal
kota tidak pernah mati. Selama 24 jam roda bisnis di ibu kota tak berhenti
berputar. Menyantap kuliner unik kadang jadi alternatif wisata bagi warga kota
megapolitan ini.
Gultik di kawasan Blok M,
Jakarta Selatan (Foto: google plus/indri hernawati)
Kuah Gultik semakin
terasa nikmat ketika ditaburi bawang goreng kering, serta kerupuk yang crispy.
Kuah hangat Gultik semakin menggugah selera ketika didorong minuman teh tawar
panas. Dinginnya udara malam tidak terasa lagi meski makanan tersebut disantap
di pinggiran jalan.
Gulai dijual para
pedagang rata-rata gulai sapi. Rata-rata mereka menggunakan beberapa bagian
sapi seperti urat, tetelan, lemak, dan jeroan.
Meski memiliki rasa
sederhana, namun sajian kuliner ini mampu menggugah selera dan membuat ketagihan
para penikmatnya untuk kembali ke tempat itu.
Sejak 1980-an
Gultik selalu menyedot
pengunjung, baik mereka yang hanya sekadar ingin mecicipi atau sudah menjadi
langganan tetap pada penjual tertentu.
Gultik tidak hanya
dikunjungi para pejalan kaki, banyak pelanggan datang dengan kendaaraan roda
empat. Bahkan, sejak 1980-an, banyak masyarakat menjadikan Gultik sebagai
destinasi kuliner favorit.
Satu yang membuat rasa
Gultik jadi penasaran karena disajikan dengan nasi setengah porsi orang dewasa.
Jadi ketika orang biasa makan dengan satu porsi nasi pasti merasa kurang. Hal
tersebut membuat pengunjung ingin berkali-kali tambah.
Biasanya Gultik buka
sekitar pukul 20.00 hingga dini hari. kawasan wisata kuliner tersebut lebih
ramai ketika weekend, yakni sekitar Jumat malam atau Sabtu malam.
Sumber : https://www.merdeka.com/travel/gultik-wisata-kuliner-malam-di-bilangan-jakarta-selatan.html
0 komentar:
Posting Komentar